Jika kita terus menerus mengabaikan luka batin kita, maka bersiaplah untuk menderita infeksi dari luka batin itu sendiri. Ada 3 kunci kesembuhan luka batin yang terpendam sejak lama tapi kita terus saja mengabaikannya.
Memiliki luka batin seperti luka fisik. Ketika kita jatuh dan fisik kita sakit, entah itu ada yang lecet atau tergores, kita langsung mengetahuinya dan buru-buru untuk menyembuhkannya. Terkadang kita panik ketika luka itu mengeluarkan darah.
Namun kita seringkali mengabaikan luka batin kita karena tidak terlihat dan kita tidak ingin orang lain melihatnya. Padahal seharusnya kita memperlakukan luka batin sama seperti luka fisik.
Ketika kita memiliki luka fisik, kita akan segera membersihkannya dan mengobatinya. Kemudian kita menutup luka tersebut agar tidak tergores benda lain. Saat membersihkan lukanya kita menahan sakit, tapi kita tetap ingin mengobatinya agar sembuh. Meski harus menahan sakit saat membersihkannya.
Ketika kita memiliki luka batin, lalu apa yang kita lakukan?
Kita sering membiarkannya, malah seolah melupakannya. Kita tidak sedikitpun ingin orang tahu saat kita menangis menahan sakit luka batin karena kita tidak ingin mereka tahu.
Tindakan kita ini malah yang seringkali menjadi trauma ketika ada hal yang tanpa sengaja menyinggung luka batin kita. Sudah kita lupakan, seolah-olah kita tak melihatnya. Tapi ketika ada hal yang membuat kita teringat kita tahu luka itu malah semakin dalam.
Untuk Anda yang sedang mengalami luka batin, karena :
Diabaikan oleh orang terkasih
Diabaikan oleh orang tua
Gagal memperoleh atau mencapai sesuatu
Dikhianati oleh orang yang kita percaya
Ditinggalkan begitu saja oleh pasangan kita, dan situasi tak terduga lainnya yang terjadi dalam hidup kita.
Hal – hal di atas memang seringkali memicu kita untuk terluka dan tersakiti. Namun hanya sedikit orang yang mampu mengatasi lukanya dan menyembuhkannya.
Jika kita masih merasakan depresi, kecemasan, pengasingan diri dan hilangnya tekad berarti itu tandanya luka batin kita belum sembuh.
Ada 3 kunci kesembuhan luka batin yang sudah terpendam sejak lama.
1. Ketahui dan sadari bahwa diri kita sedang terluka
Seperti saat kita mengalami luka fisik. Kita akan segera tahu bahwa ada bagian tubuh kita yang kesakitan dan bahkan mengeluarkan darah. Sehingga kita akan lebih berhati-hati dan segera mengobatinya. Kita akan memilih memgobatinya sendiri jika itu luka ringan atau membawanya ke rumah sakit jika itu cukup berat dan diperlukan jahitan.
Begitu pula dengan luka batin kita. Segera sadari bahwa hati kita terluka dan tersakiti. Jangan coba-coba mengabaikannya. Lebih baik menarik diri dulu untuk bisa menyembuhkannya.
2. Tanyakan pada diri kita apakah kita memerlukan bantuan orang lain
Seringkali meminta bantuan orang lain menurut kita adalah menunjukkan kelemahan kita. Tidak sama sekali. Justru meminta bantuan orang lain adalah suatu keberanian yang kita miliki. Kita tidak takut orang lain tahu, kita tidak takut dianggap lemah, kita tidak takut meminta bantuan.
Jika luka fisik kita segera membawanya ke rumah sakit, apa itu sesuatu yang menunjukkan kelemahan kita? Begitu juga dengan luka batin. Kita bisa meminta bantuan orang lain untuk kita ajak berbagi cerita. Tentu kita harus memilih orang yang tepat dan orang yang membuat diri kita nyaman saat kita bercerita.
3. Kita harus menghadapi luka itu lagi
Sama seperti kita memperlakukan luka fisik kita. Kita berusaha membersihkannya agar tidak ada kotoran yang menempel dan menimbulkan infeksi. Kita akan menahan sakit saat luka itu dibersihkan.
Namun keberanian kita untuk mengevaluasi luka batin kita sering lebih kecil. Kita enggan membicarakannya lagi, kita tidak mau mengingatnya lagi, kita lebih nyaman mengalihkan perhatian kita pada hal lain. Bayangkan jika itu yang kita lakukan terhadap luka fisik kita, apakah kita akan tetap baik-baik saja membiarkan luka itu terbuka?
Membersihkan luka batin artinya mengunjungi kembali peristiwa traumatis itu dan membiarkan diri kita merasakan sakitnya lagi. Tidak apa-apa karena itulah proses penyembuhannya. Hal ini memang menyakitkan tapi kita harus melewatinya lagi. Jangan diabaikan.
3 kunci kesembuhan luka batin di atas merupakan proses penyembuhan yang cukup panjang, termasuk di dalamnya bagaimana kita memaafkan, menerima, dan melepaskannya.
Dibutuhkan kesabaran terhadap diri kita sendiri. Jangan sesekali marah pada diri sendiri jika butuh waktu untuk menyembuhkannya. Hati kita bukan seperti isi komputer yang cukup dihapus dan itu akan hilang sendiri.
Sebaliknya, berdamai dengan diri sendiri, kenali dan sadari luka batin kita seperti apa. Dan beri penghargaan kepada diri kita karena bersedia terluka. Tugas kita adalah menyembuhkannya.
Banyak orang yang selama ini masih merasakan luka batin akibat peristiwa yang lalu. Padahal kita sudah melewati berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tapi luka batin itu masih tetap ada. Karena kita tak pernah benar-benar menyembuhkannya.
Waktu tidak bisa menyembuhkan luka batin kita tanpa kita berproses untuk mengobatinya. 3 kunci kesembuhan luka batin adalah pada bagaimana diri kita memaafkan, menerima, dan melepaskannya.