Sebelum kita membahas lebih jauh
tentang apa yang akan menjadi indikator kesuksesan Anda dalam berkarir, ada
baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kesuksesan.
Karena arti sukses bagi setiap orang bisa berbeda-beda.
Yang membedakan arti sukses
adalah salah satu kebutuhan manusia yang berbeda. Oleh karena itu, kita sering
menemukan definisi sukses yang berbeda dari setiap orang yang kita temui. Ada
yang bilang sukses kalau bisa membeli rumah, sukses kalau bisa bekerja di
perusahaan impiannya, sukses kalau bisa menikahi gadis atau pria yang
dicintainya, dan arti sukses lainnya.
Begitu juga kesuksesan di bidang
pekerjaan yang bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Seperti Orang A yang
mengejar karir karena menginginkan posisi atau tingkat pekerjaan tertentu,
Orang B yang memberikan indikator keberhasilannya di meja kerja dan ketika dia
telah mampu menghasilkan beberapa dolar, sedangkan Orang C yang merasa cukup
puas jika dia bisa bekerja di perusahaan X.
Maka dari itu, mari kita
sederhanakan berbagai arti sukses tersebut ke dalam sejumlah indikator yang
umumnya menjadi tolak ukur seseorang dalam bekerja.
Apa Saja Indikator Sukses dalam Berkarier?
1. Pendapatan
Mendapatkan gaji
yang baik merupakan salah satu indikator kunci kesuksesan karir. Ada yang
mengharapkan gaji besar karena memiliki kompetensi dan mampu berkontribusi
secara maksimal, namun ada juga yang hanya mengharap gaji besar tanpa ditopang
oleh kemampuan sendiri.
Anda juga tidak boleh
lupa bahwa komponen gaji ini akan meningkat seiring dengan peningkatan posisi
atau level pekerjaan kita. Selain itu, skala bisnis perkantoran tempat kita
bekerja juga berpengaruh signifikan terhadap besaran gaji yang kita capai.
2.
Posisi/Jabatan
Kedudukan atau
pangkat seseorang juga menentukan keberhasilan. Karir kita akan dianggap cukup
sukses jika kita secara berkala dapat menaiki anak tangga yang lebih tinggi di
jalur karir yang ada. Naik karir bisa di perusahaan lama, atau pindah ke
perusahaan atau kantor lain dengan tawaran posisi yang lebih tinggi.
Idealnya, setiap
dua atau tiga tahun sekali, kita bisa mengalami kenaikan pangkat. Jika
seseorang mulai bekerja sebagai lulusan baru sejak usia 24 tahun, jalur
karirnya harus sebagai berikut: menjadi staf atau pejabat pada usia 24 tahun;
kemudian menjadi supervisor pada usia 26; naik lagi menjadi asisten manajer
pada usia 28; dan kemudian menjadi manajer pada usia 30 – 32 tahun.
Jika performanya
masih bagus, maka dia bisa menjadi GM di usia 35-36 tahun. Kalaupun agak telat,
maksimal 45 tahun harus GM atau VP (atau satu posisi di atas manajer, dan satu
tingkat di bawah direktur).
Promosi
merupakan hal yang krusial, karena hanya dengan promosi gaji kita akan
meningkat secara signifikan.
3.
Kontribusi
Perjalanan karir
kita juga akan dianggap sukses jika kita selalu bisa memberikan kontribusi
nyata bagi kantor atau perusahaan tempat kita bekerja. Kontribusi berharga ini
justru akan mampu memberikan “kepuasan batin” bagi para manajer dan karyawan
yang berkinerja tinggi.
Jejak kontribusi
yang berdampak masif bagi kemajuan organisasi ini juga dapat mendorong para
pelakunya untuk terus memberikan kinerja terbaiknya. Karena selain uang dan
bonus, kami juga ingin dikenang sebagai pekerja profesional yang tangguh dan
mampu memberikan prestasi yang mengesankan dan layak.
Ada rasa bangga
pribadi yang tumbuh jika kita benar-benar dapat memberikan kontribusi yang
mengesankan bagi kantor tempat kita bekerja. Indikator keberhasilan ini juga
sangat penting.
4.
Pengembangan Skill
Indikator
keberhasilan ini mungkin lebih berlaku untuk pekerja kantoran yang masih muda,
atau fresh graduate yang baru saja bekerja.
Sebuah
perjalanan karir dikatakan sukses, jika dalam rangkaian proses, kita merasa
skill dan kompetensi kita bisa terus berkembang. Di sisi lain, jalur karir kita
akan gelap ketika di tempat kerja kita merasa keterampilan kita mandek dan
mandek, tidak kemana-mana.
Itulah mengapa
terkadang sangat penting untuk mencari tempat kerja di mana kita dapat terus
belajar untuk mengembangkan keterampilan, bahkan jika gajinya tidak terlalu
memuaskan.
5.
Work Life Balance
Ini juga
merupakan indikator penting. Daripada gaji tinggi tapi kerja lembur dan selalu
pulang jam 9 malam, lebih baik gajinya kurang 20% tapi bisa pulang jam 16.30
malam.
Kesehatan mental
kita sangat penting. Jika setiap hari kita dipaksa untuk menjalani “budaya
beracun” (salah satunya adalah kebiasaan aneh pulang kerja jam 9 malam;
atau tetap berhubungan bahkan di akhir pekan), maka kesehatan mental dan mental
kita pasti akan terganggu. Dan dalam jangka panjang, ini akan berdampak buruk
bagi kesehatan fisik kita juga.
Pulang kerja jam
9 malam bukan pertanda produktif, tapi pertanda manajemen waktu yang buruk dan
sistem kerja yang tidak efisien (ironi kelam di era digital yang serba
otomatis). Dan penelitian menunjukkan bahwa jam kerja yang panjang sebenarnya
membuat kita kurang produktif.
Keseimbangan
hidup inilah yang memicu self-happiness. Oleh karena itu, tidak jarang
indikator keberhasilan karir salah satunya adalah ketika ia merasa senang
dengan pekerjaannya. Pekerjaannya tidak membuatnya tertekan, stres, dan hal-hal
negatif lainnya, tetapi justru meningkatkan kualitas hidupnya, seperti dalam
hal pergaulan dan kepuasan diri dapat membeli kebutuhan hidup.
Work Life Balance Adalah Kunci Sukses
Jadi harap dicatat bahwa jika
Anda berpikir apa yang akan menjadi indikator kesuksesan Anda dalam karir Anda
adalah gaji dan tingkat pekerjaan, Anda lupa sesuatu yang juga perlu Anda
pikirkan tentang bagaimana dengan pekerjaan itu hidup Anda akan lebih
berkualitas. Kualitas hidup di sini yang saya maksud adalah pekerjaan Anda
tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga memberikan kesempatan
bagi Anda untuk menikmati hidup. Percuma jika Anda memiliki gaji dan jabatan
yang tinggi, tetapi Anda tidak punya waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan
teman.