Perhatian kita pada Kesehatan mental
(mental health) saat ini sudah bukan lagi sesuatu yang awam. Meski masih ada
juga sebagian orang yang meremehkan Kesehatan mental.
Beberapa hari yang lalu ada
kejadian mahasiswa UGM yang bunuh diri dan loncat dari hotel. Berita yang
sempat viral itu membuat banyak orang berpikir mengapa mahasiswa tersebut
memilih bunuh diri.
Dulu mungkin saya juga akan
bertanya-tanya seperti itu, bagaimana bisa seorang mahasiswa, UGM lagi, memilih
loncat untuk bunuh diri? Apa yang kurang dalam hidupnya?
Namun setelah saya mulai mengenal
pentingnya menjaga Kesehatan mental diri, saya pun menyadari bahwa siapapun
bisa mengalami depresi, anxiety, dan lain sebagainya yang merupakan bagian dari
mental health. Tentunya hal itu berhubungan dengan sesuatu yang sifatnya
rohaniah, karena bukan sakit fisik/jasmani.
Secara objektif pilihan kenapa
mahasiswa itu melakukan bunuh diri berhubungan dengan alasan yang hanya dia
yang bisa merasakan. Saya yakin jika orang lain yang merasakannya bisa jadi itu
bukan hal yang masalah. Karena pada dasarnya empati itu susah dipraktekkan. Dan
berakhir pada judgement (penilaian) yang subjektif.
Padahal jika dihadapkan pada satu
masalah yang sama, kita bisa jadi menyelesaikannya dengan cara yang berbeda karena
perbedaan sudut pandang, dan lain-lain.
Dengan adanya berita yang viral
tersebut, saya pun menjadi sadar bahwa Kesehatan mental ini tidak boleh
diabaikan begitu saja. Kalau bisa kita saling membantu menjaga Kesehatan mental,
bukan malah saling menjatuhkan.
Orang-orang yang memiliki masalah
Kesehatan mental bukan saja mereka yang mendatangi psikiater atau psikolog. Di
luar itu banyak juga orang yang merasakan menurunnya Kesehatan mental melalui
beberapa kondisi yang menurut dirinya sendiri membuatnya berbeda dengan orang normal
lainnya. Contohnya saja saya, bahwa saya juga mengalami yang namanya cemas, susah
bergaul, over sensitive, yang membuat saya kurang nyaman bergaul dengan banyak
orang. Tentunya itu juga dipicu oleh beberapa pengalaman hidup yang memberikan
dampak pada Kesehatan mental.
Sejak saya ingin belajar memahami
diri saya sendiri, saya mulai banyak belajar tentang psikologi, self
development. Mungkin juga seperti Anda juga, dengan melihat channel youtube
Merry Riana, Lewis Howes, atau motivator lainnya. Banyak juga ilmu yang mulai
saya kenal, seperti LOA dan magnet rezeki.
Singkat cerita di bulan kelahiran
Nabi Muhammad SAW ini, saya membuka youtube dan melihat ceramah Habib Novel
Alaydrus. Dalam hati saya, di hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini saya ingin
merayakannya dengan mengenal lebih dekat sosok beliau. Ceramah Habib Novel Alaydrus
pun memang lebih banyak bercerita mengenai sholawat. Dan awalnya saya memang
bukan orang yang bisa begitu saja mengimani tentang sholawat. Begitu banyak orang
yang membicarakan sholawat tetapi hati saya belum tergerak untuk memahaminya,
sebenarnya untuk apa sholawat? Apa bedanya dengan bernyanyi-nyanyi seperti
orang Nasrani ?
Inilah dia perjalanan spiritual
saya dalam menemukan ketenangan hati melalui sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Jika banyak orang yang
mengidolakan actor aktris Korea karena ketampanan atau kecantikannya, tentunya baginda
Nabi Muhammad SAW kita lebih popular dari mereka, baik dari segi fisik maupun
sifat dan perilaku, tidak ada yang lebih mulia selain dia. Bagaimana tidak,
dialah kekasih Allah SWT. Manusia memang tidak sempurna, tetapi hanya Nabi
Muhammad SAW lah manusia sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT.
Untuk bisa mendapatkan feel
saat sholawat, maka kenali dulu siapa yang kita kirimi sholawat itu. Begitu pula
jika kita mengaku rajin membaca Alqur’an tetapi kita tidak mengenal yang diberi
wahyu Alqur’an oleh Allah SWT, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Saya pun tidak bisa begitu saja
mengimani manfaat dari sholawat sebelum saya menyadari dan memahami apa itu sholawat
dan untuk apa bersholawat?
Manfaat Dari Bersholawat
1.
Menghadirkan Nabi Muhammad SAW dimanapun kita
berada
Pernah nggak
Anda merasa sendiri, merasa tidak ada yang bisa mengerti Anda? Jika iya, itulah
waktu yang tepat untuk Anda bersholawat. Karena sholawat itu berkirim salam
kepada Nabi Muhammad SAW agar mendapat rahmat dari Allah SWT.
Saat bersholawat
maka salam kita pun dibalas oleh Nabi Muhammad SAW, meski kita tidak
mendengarnya, tetapi ada hadits yang menjadi dalil bahwa setiap kali kita
bersholawat maka Nabi Muhammad SAW menjawab kembali salam kita.
Dengan begitu,
kita akan menjadi merasa ada teman di samping kita, apalagi jika itu Rasulullah
SAW.
2.
Dalam berdoa yang diiringi sholawat maka ada
Nabi Muhammad SAW yang mendampingi kita
Saya akan
sedikit menggunakan ibarat yang dipakai oleh Habib Novel untuk mempermudah
pemahaman. Contohnya ketika kita ingin minta tandatangan pejabat, seperti
walikota atau gubernur, maka kita harus melewati rangkaian prosedur dari bawah
agar dokumen kita itu bisa sampai dan mendapatkan tandatangan walikota. Dan proses
itu membutuhkan waktu yang lama. Jangankan walikota atau gubernur, mungkin
minta tandatangan di kelurahan saja tidak bisa langsung dapat kan ya. Nah, lalu
seringkali kita memilih jalan pintas dengan mencari kenalan orang dalam agar
dokumen kita itu cepat mendapatkan tandatangan. Iya nggak?
Begitu juga saat
kita memiliki hajat dan berdoa meminta kepada Allah SWT, dengan diiringi
sholawat maka Nabi Muhammad SAW mendampingi diri kita saat minta sama Allah
SWT. Ibaratnya kenalan orang dalam, maka hajat kita akan lebih mudah sampai dan
dikabulkan oleh Allah SWT melalui perantara Nabi Muhammad SAW.
Hal ini tidak
saja untuk diimani begitu saja karena ada dalil yang shahih dimana setiap kita
bersholawat satu kali, maka Allah SWT membalas dengan 10 kali sholawat kepada
kita. Mantap kan?
3.
Berbakti pada orangtua
Apa hubungannya
sholawat dengan berbakti kepada orang tua? Ternyata saat kita bersholawat maka
malaikat menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sholawat kita tersebut dengan
menyertakan nama kedua orangtua kita. Dengan begitu kita juga mengangkat nama
baik orangtua dihadapan Rasulullah SAW.
Tentunya hal ini
sangat membantu saya yang kedua orang tua sudah meninggal dunia. Maka sholawat
inilah juga menjadi salah satu cara saya dalam mengirimkan kebaikan untuk
kehidupan mereka di akhirat. Wallahu’alam semoga niat baik itu terkabulkan.
Namun sebelum mulai mendawamkan
sholawat, sebenarnya ada sebuah kisah hidup Nabi Muhammad SAW yang
mencengangkan saya. Cerita hidup yang menjadi rahasia Allah SWT mengapa memilih
dia sebagai rasul. Cerita mengapa Allah SWT memberikan takdir kepada Muhammad
sebagai anak yatim.
Lalu apa hubungannya dengan self
healing?
Kita memang tidak hidup di zaman
nabi. Tapi setiap persoalan kehidupan yang kita alami saat ini pernah juga dialami
oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat Nabi. Bagaimana kita menyelesaikannya,
bagaimana kita bisa mengontrol diri sendiri, bisa kita lihat dari kisah hidup
beliau.
Jangan begitu saja percaya pada saya
jika saya menyuruh Anda untuk meneladani Nabi Muhammad SAW sebelum Anda mengenal
sendiri siapa Nabi Muhammad SAW. Dengan begitu Anda akan mulai jatuh cinta
terhadap sosok beliau.
Dengan sholawat, maka perjalanan
hidup saya seolah didampingi dan diberi petunjuk. Saya pun tidak lagi merasa
sendiri, dan perlahan pertanyaan-pertanyaan tentang siapa saya? Mengapa saya? Mulai
terjawab dengan bersholawat dimanapun dan kapanpun.
Semoga sholawat juga menenangkan
jiwa Anda. Aamiin.