Puasa di Bulan Ramadhan
adalah kewajiban seluruh umat muslim di dunia bagi yang berakal dan sudah
baligh. Bagaimana jika anak Anda masih berusia dini? Apakah mereka juga perlu
berpuasa?
Mengajarkan puasa kepada
anak sejak dini banyak sekali manfaatnya, meski secara umur mereka belum wajib
untuk berpuasa. Namun dengan melatihnya maka anak akan terbiasa dan ketika
sudah dewasa tanpa disuruh pun mereka sudah paham arti puasa dan ikhlas
melaksanakannya.
Berikut ini dongeng anak
Islami tentang puasa yang bisa Anda bacakan pada anak untuk mulai belajar
mengenal apa arti puasa itu.
Dongeng Anak Islami Tentang
Puasa : Hari Pertama Lio Berpuasa di Bulan Ramadhan
Pada sore hari sebelum bulan
Ramadan tiba, ada dua kakak beradik bernama Lio dan Nissa yang sedang asyik
menyaksikan televisi. Beberapa lama kemudian, datanglah sang Mama yang baru
pulang dari kantornya.
Melihat dua anaknya sedang
menyaksikan televisi, sang Mama menyuruh Lio dan Nissa untuk segera
bersiap-siap pergi tarawih.
“Lho, kok masih nonton TV saja?
Kita siap-siap yuk!” kata sang Mama.
Lio yang baru pertama kali
menjalankan ibadah puasa, belum mengerti maksud Mama nya untuk segera
bersiap-siap.
“Kita mau jalan-jalan ya, Ma?”
tanya Lio.
“Bukan sayang, kita mau sholat tarawih”
jawab sang Mama pada Lio.
“Oh iya, besok kan sudah
mulai puasa, yuk kita siap-siap dulu” ujar Nissa.
“Ayo!”
Setelah bersiap-siap, Mama
mengajak Lio dan Nissa keluar rumah agar bisa mengunci pintu.
“Ayo Ma cepat!” ujar Nissa yang
semangat.
“Tunggu sebentar ya nak” ujar Mama
sambil mengunci pintu.
Mereka bertiga pun segera berjalan
menuju Masjid di dekat rumahnya. Tak lama kemudian, mereka sampai di depan
Masjid An-nur yang terletak tidak jauh dari rumah.
Setelah selesai sholat tarawih,
Mama, Nissa, dan Lio pun mengobrol sambil berjalan pulang.
“Hari pertama terawih yang sholat
banyak ya, Ma” ucap Nissa.
“Iya, tapi kita harus sholat tarawih
terus sampai akhir Ramadan nanti lho” kata sang Mama.
“Oke deh, siap Ma,” jawab Nissa.
Dongeng
Anak Islami Tentang Puasa : Belajar Berpuasa
Pada suatu hari, ada seorang anak
yang bernama Roni. Dan bapaknya yang bernama Suhardi. Kedua anggota keluarga
ini sangat akrab sekali sampai-sampai mirip seperti saling berteman. Nah, anak
yang bernama Roni ini masih berusia 8 tahun. Tapi, dia sudah belajar berpuasa
setengah hari sejak TK. Tapi, dia adalah anak yang suka mengeluh.
Pada hari itu, hari Minggu, hari
ke-tujuh Bulan Ramadhan 1432 H. Keluarga Roni yang terdiri dari Sofia (Ibu),
Suhardi (Ayah), dan Roni (Anak Tunggal). Mereka sedang berkumpul pada hari itu.
Hingga suatu saat, pukul 12.00 siang Roni yang masih belajar berpuasa mengeluh
perutnya kesakitan (Padahal cuma pura-pura agar diijinkan berbuka puasa lebih
cepat). Tapi, ibunya tidak mendengarkan hal tersebut, karena sudah tahu kalau
ini hanya trik Roni saja.
Dan empat jam pun sudah berlalu,
sudah pukul 04.00 sore. Pada saat itu Roni dan bapaknya sedang main
Playstation. Di sela-sela bermain, Roni berbincang pada bapaknya, “Pak, Maghrib
itu jam berapa sih? Kok dari tadi nggak buka-buka puasa?” tanya Roni.
Bapaknya pun menjawab, “Maghribnya
tuh masih lama, jam enam nanti.”
Lalu Roni kembali berbicara pada
bapaknya, “Aha, aku punya ide, bagaimana kalau kita putar jarum jam-nya sampai
ke angka 6!”
Lalu dengan santainya, bapak pun menjawab,
“Ya udah”
Roni pun segera bergegas ke
kamarnya untuk memutar jarum jam dindingnya. Lalu, Roni kembali bicara pada
bapaknya, “Pak, udah jam enam tuh, buka puasa sekarang yuk!” ajak Roni.
Lalu bapak pun menjawab, “Jam
enamnya itukan cuma di-kamar kamu aja, di Ruang tamu, Dapur, Kamar Bapak, gimana
tuh?”
Roni pun kembali bergegas untuk
memutar jam di Ruang tamu, Dapur, Kamar Bapak-nya. “Udah semua pak, ayo
buka puasa sekarang!!!” teriak Roni kegirangan.
“Jam tetangga-tetangga sama Masjid
Baitullah yang di-depan sana udah belum?” tanya bapak.
Roni menjawab dengan raut muka
yang cemberut, “Lho, emang jam dinding yang di tetangga sama yang di Masjid
juga harus diputar?”
“Ya iyalah, kalo semua jam dinding
di komplek kita ini udah di angka 6, baru boleh buka puasa” Jawab bapak.
Roni menjawab lagi, “Yah, cape
dech, mending nungguin aja, daripada harus muterin jam orang se-komplek.”
Bagaimana menurut Anda
dongeng anak Islami tentang puasa di atas? Cukup menghibur bukan? Kesabaran
adalah kunci saat mengajarkan kebaikan kepada anak. Terkadang kita sebagai
orang yang lebih dewasa merasa tidak sabar ketika anak belum memahami dengan
benar.
Source :
https://www.kompasiana.com/nuraminsyarief/550f4782813311c12cbc6944/cerita-seorang-anak-yang-belajar-berpuasa
https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/jemima/dongeng-anak-islami-hari-pertama-lio-berpuasa/4