Kisah nyata Islami penuh
hikmah mampu memberikan pengetahuan dan cara yang berbeda tentang kehidupan.
Seringkali orang hanya memikirkan dan mengeluhkan masalahnya sendiri, seolah
menjadi manusia paling menderita di dunia.
Melalui kisah-kisah nyata
ini diharapkan kamu bisa memetik hikmah dari apa yang coba disampaikan dalam
cerita tersebut. Tentunya ada pelajaran yang bisa kita ambil untuk kehidupan
yang lebih baik.
Selamat membaca dan
menikmati !
Kisah Nyata Islami
Penuh Hikmah Tentang Sebuah Kitab
Alkisah, nun jauh
di sana tepatnya di daerah Amerika, ketika itu langit senja sedang menampakkan
keindahannya, ada seorang kakek sedang membaca sebuah kitab di depan tempat
perapian, di sebuah kursi goyang yang biasa untuk ia tempati untuk bersantai.
Musim dingin sedang melanda di
daerah tersebut, hingga sebagian rumah penduduk menghidupkan perapian yang
berada di rumahnya masing-masing untuk menghangatkan badan.
Seorang kakek itu terlihat khusu’
dan khitmat ketika membacanya, ditambah lagi dengan sedikit angin sepoi yang
masuk ke dalam ruangan itu, menjadikan syahdu suasana.
Rumah itu tampak sederhana dari
luar, tetapi terasa nyaman ketika berada di dalamnya. Rapi dan tertata.
Tak jauh dari tempat duduknya si
kakek, terlihat seorang bocah kecil sedang asyik dalam dunianya, ia sedang
menggambar sebuah mobil di atas kertas gambarnya. Cucu satu-satunya itu sangat
disayangi oleh si kakek tersebut.
Melihat kakeknya membaca dengan
khusuk, si cucu yang baru berumur 7 tahun ini penasaran.
“Kek, yang dibaca kakek itu
apasih? Kok bahasanya aneh?” tanya si cucu yang tangannya masih sibuk
menggambar.
Si
kakek yang sedang membaca kitab, seketika itu menghentikan bacaannya, lalu
menatap ke arah cucu tersebut.
“Ini
adalah Al-Qur’an Nak, ini adalah kitab milik agama kita, kelak kamu juga akan
belajar.”
“Kenapa
kakek membacanya? Apakah kakek mengerti bahasanya?” tanya si cucu dengan polos
nya. Kemudian menghentikan kesibukan tangannya dan memandang ke arah kakeknya.
“Karena
dengan membacanya, hati kita akan bersih, tidak perlu mengerti bahasanya,
karena kita tetap akan mendapatkan pahala.” jawab kakeknya dengan senyuman
kasih sayang.
“Bagaimana
kita membaca tanpa mengerti bahasanya kek? Apa yang perlu dibersihkan dari hati
kita?” tanya si cucu lagi dengan penuh penasaran.
Si
kakek tahu, kalau ia menjelaskan dan memberi pemahaman, si cucu mungkin tidak
akan paham. Dan kemudian si kakek memutuskan untuk melakukan sesuatu.
“Baik Nak, sekarang coba kamu
lihat keranjang yang berada di dekat perapian itu, dan silahkan kamu mengambil
air di sungai yang berada di belakang rumah, lalu kamu bawa air itu kemari,
nanti akan kakek jelaskan maksudnya.”
Si kakek menunjuk sebuah keranjang
yang sangat kotor, karena bekas untuk mengambil kayu-kayu yang digunakan untuk
perapian, ditambah lagi bagian bawah keranjang terlihat banyak lubang.
Tanpa banyak bertanya, kemudian si
cucu mengambil keranjang itu dan menuruti perintah si kakek.
Saat sampai di sungai belakang
rumah, si cucu kemudian mengambil air menggunakan keranjang sampai penuh dan
membawanya masuk ke dalam rumah.
Tetapi belum juga sampai depan pintu,
air yang berada di keranjang itu tinggal sedikit, dan ketika ingin memberikan
keranjang itu kepada si kakek, airnya sudah tidak ada.
“Kenapa tidak ada airnya? Coba
kamu ambil lagi!” perintah si kakek karena di dalam keranjang tidak ada air
sama sekali.
Kemudian si cucu kembali lagi ke
sungai dan mengambil air dengan keranjang yang tadi dan kemudian akan diberikan
kepada si kakek.
Tapi sampai di depan pintu,
lagi-lagi airnya sudah habis duluan, kemudian ia kembali lagi ke sungai untuk
mengambil air.
Sampai sekitar 5 kali lebih si
cucu bolak-balik untuk mengambil air, tetapi tidak ada air yang berhasil sampai
ke kakek.
Sampai akhirnya, si cucu kesal dan
menuju ke arah kakeknya.
“Kek, keranjang ini nggak bakalan
bisa terisi air dengan penuh, karena banyak lubang di bawahnya.” Lapor si cucu
dengan nada yang kesal dan wajah murung.
Si kakek tersenyum dan kemudian
menyuruh si cucu untuk duduk di pangkuannya.
“Kakek tahu keranjang itu tidak
akan bisa terisi air karena banyak lubang di bawahnya.” Sambil mengusap rambut
si cucu, si kakek melanjutkan.
“Tapi, apakah kamu tahu Nak apa
yang terjadi pada keranjang itu? Coba lihat keranjang yang kamu bawa tadi untuk
mengambil air. Tadi keranjang itu sangatlah kotor, sangat dekil, tapi lihatlah
sekarang, keranjang itu menjadi bersih, menjadi indah lagi, walau tidak bisa
membawa air, tapi kamu sudah dapat membersihkannya tanpa sepengetahuanmu.”
Si cucu melihat ke arah keranjang
tadi, dan mengiyakan perkataan kakeknya.
“Nak, Al-Qur’an juga seperti itu,
tanpa kita harus mengerti artinya, dengan sering membacanya, hati kita akan
bersih dengan sendirinya, kotoran yang menempel pada keranjang tadi ibarat dosa
kita, dan kita membersihkannya dengan cara kita membaca Al-Qur’an.” jelas si kakek dengan wajah yang
bahagia.
Kemudian mereka melanjutkan pergi
ke masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjama’ah.
Kisah Nyata Islami
Penuh Hikmah Tentang Kekuatan Rayap
Anda
tahu rayap? Rayap adalah binatang kecil yang biasa memakan kayu. Rayap dikenal
sebagai hama yang bisa merusak rumah kita, setidaknya bahan rumah kita yang
terbuat dari kayu. Kekuatan rayap sungguh luar biasa, sebuah bangunan besar
bisa hancur oleh binatang kecil ini. Namun bukan hanya ini saja kekuatannya.
Selain memiliki kekuatan merusak, rayap pun memiliki kekuatan membangun.
Rayap
memiliki kekuatan membangun sarangnya lengkap dengan sistem Air
Conditioning-nya plus tata ruang yang apik dengan ketinggian sampai 9 meter.
Ini adalah suatu pencapaian luar biasa sebab tubuh rayap sendiri hanya memiliki
tinggi sekitar 3 mm saja. Artinya rayap mampu membangun tempat tinggalnya
sampai 3.000 kali tinggi badannya.
Sementara
manusia, dengan berbagai peralatan dan bahan-bahan yang canggih, sampai
sekarang belum mampu membangun bangunan dengan ketinggian sampai 1.000 kali
tinggi badannya. Sampai saat ini bangunan tertinggi yang sudah dibuat manusia
baru sampai ketinggian sekitar 1.000 meter saja.
Bagaimana
rayap bisa membangun tempat tinggalnya begitu tinggi? Ada dua hikmah yang bisa
kita dapatkan dari rayap:
1.
Mereka bekerja sama dalam membangun
sarangnya. Tubuh kecil dan lemah bisa diatasi dengan cara bekerja sama. Bekerja
sama membuat mereka memiliki kekuatan yang dahsyat baik dalam menghancurkan
maupun membangun.
2.
Mereka bekerja dengan mengikuti insting,
yang merupakan fitrah yang diberikan Allah kepada makhluk ini. Mereka tidak
punya ilmu arsitektur. Mereka tidak memiliki ilmu dengan pengkondisian udara
dan tata ruang. Mereka tidak pernah kuliah cara mengawetkan makanan. Mereka mampu,
karena mereka hidup dalam fitrahnya.
Manusia
yang seharusnya memiliki kemampuan yang jauh lebih dahsyat bisa kehilangan kemampuan
itu karena disebabkan oleh dua hal.
Yang
pertama, jika seseorang sudah tidak mau lagi bekerja sama dengan
saudaranya. Kesombongan dan keangkuhan mereka menghalangi untuk bekerja sama
sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal. “Saya bisa, saya hebat, dan saya
mampu. Buat apa bekerja sama?” Orang yang berkata seperti ini adalah mereka
yang kehilangan banyak potensi keberhasilan dalam hidupnya.
Hikmah
kedua, banyak manusia yang sudah jauh dari fitrahnya.
Mereka hidup dengan cara sendiri. Cara yang diproduksi oleh akalnya sendiri
yang sungguh lemah dan banyak kekurangannya. Padahal kita sudah punya cara
hidup yang sesuai dengan fitrah manusia karena cara hidup ini dibuat oleh
Pencipta kita. Cara hidup itu adalah Al Quran dan Hadits Nabi saw.
Dari
hikmah cerita rayap tersebut semoga membuat kita sadar sehingga kita bisa
mengembalikan potensi diri kita yang sebenarnya, baik untuk meraih sukses dunia maupun akhirat.
Demikian
kisah nyata islami penuh hikmah yang bisa kamu baca hari ini. Selamat berproses
menjadi lebih baik demi masa depan.
Source :
https://www.motivasi-islami.com/kekuatan-rayap-hikmah-ramadhan/
https://penaqolbi.com/kisah-inspirasi-islam/