Berikut ini kisah hikmah
islami mengharukan yang bisa menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
SWT. Cerita berhikmah seringkali secara tidak langsung dapat mengubah pandangan
kita terhadap suatu keadaan.
Bila kamu sedang sedih,
merasa sendiri, atau kecewa dengan orang lain. Coba carilah kisah-kisah
inspiratif yang bisa menghapus kesedihanmu. Karena dengan membaca kamu pun akan
bertambah pengetahuan dan wawasan dalam memandang suatu masalah.
Simak kisah hikmah Islami
mengharukan dari Zubair bin Awwam berikut ini :
Kisah Hikmah
Islami Mengharukan Zubair bin Awwam
Sahabat dan Pembela Setia
Nabi Muhammad SAW yang Wajib Diketahui
Menelaah seluruh catatan sejarah Islam,
kita akan menemukan kisah hidup dari banyak tokoh besar. Banyak pemuda di masa
Nabi Muhammad SAW yang memengaruhi kehidupan orang sekitarnya.
Salah satunya menciptakan cara
berpikir dalam segala hal dan membentuk ideologi baru. Termasuk salah seorang
mualaf muda dan paling awal, yakni Zubair bin Awwam bin Khuwailid radiya Llahu’
anhu.
Pria yang akrab disapa Zubair ini
terkenal sebagai saudara sepupu sekaligus pembela setia Rasululullah. Ia menerima Islam ketika
baru berusia lima belas tahun. Zubair tumbuh menjadi pahlawan dan pejuang yang
hebat bagi umat Islam.
Hebatnya lagi, Zubair termasuk
dalam sepuluh sahabat Muhammad SAW yang dijanjikan masuk surga oleh Allah SWT.
Ia menjadi salah satu pemimpin politik dan di militer setelah kematian Rasul.
Terdapat kisah luar biasa dan terjalnya kehidupan yang dapat diteladani dari
beliau.
Berikut kisah Zubair bin Awwam,
sahabat sekaligus pembela setia Nabi Muhammad SAW
yang wajib diketahui umat Islam.
Kelahiran Zubair bin Awwam
Zubair lahir pada tahun 594 di
Mekkah, putra Awwam ibn Khuwaylid dan Safiyyah binti ‘Abd al-Muttalib. Ia
merupakan keponakan Khadijah binti Khuwaylid, dan sepupu pertama Muhammad.
Dengan kata lain, ibunya Zubair adalah bibi Nabi SAW dari ayah. Nama lengkapnya
adalah Abu ‘Abdullah Zubair ibn’ Awwam ibn Khuwaylid ibn Asad ibn ‘Abdul’ Uzza
ibn Qusayy ibn Kilab al Qurashi al Asadi.
Ia memiliki dua saudara laki-laki,
Sa’ib dan Abdul Ka’bah. Zubair digambarkan memiliki tubuh tinggi, sedang,
kurus, berkulit gelap, dan dada berbulu. Meskipun dengan janggut tipis.
Rambutnya menjuntai sampai ke bahu, dan ia tidak mengecatnya saat beruban. (Muhammad
ibn Saad. Kitab al-Tabaqat al-Kabir vol. 3)
Zubair memeluk Islam saat
masih remaja, sekitar usia 15 atau 16 tahun. Ia sempat disiksa ibunya karena
itu. Abu Bakar yang mengajaknya mengenal Islam dan menjadi orang kelima
kelompok mualaf pertama.
Melansir dari Muhajjah,
diceritakan bahwa paman dari pihak ayah Zubair pernah menggulungnya di atas tikar
dan menggantungnya. Kemudian dinyalakan api di bawah Zubair, sehingga asap akan
menyakitinya. Sembari pamannya menyuruh Zubair untuk kembali ke
ketidakpercayaan. Namun Zubair menjawab:
“Saya tidak akan pernah
kembali ke ketidakpercayaan.” (Al Tabrani: al Kabir, 1/122).
Zubair tak pernah melewatkan
dakwah Nabi SAW dimana pun dan kapan pun kala itu. Ia setia mendampingi
perjalanan perjuangan Nabi Muhammad.
Orang Pertama yang Menghunus Pedang
Membela Rasul
Zubair tercatat dalam sejarah
sebagai orang pertama yang siap maju demi menjaga Nabi Muhammad SAW. Hal ini diceritakan bahwa Sa’id ibn
al Musayyab berkata: “Orang pertama yang menghunus pedangnya demi Allah
adalah Zubair bin Awwam.”
Ketika Zubair tidur siang, dia
mendengar seseorang berteriak bahwa Rasulullah SAW telah dibunuh. Maka dia
keluar dari rumahnya sambil menghunus dan mengacungkan pedang. Segera ia
ditemui Nabi SAW yang berkata:
“Ada apa, wahai
Zubair?,” tanya Muhammad.
“Saya mendengar bahwa Anda
telah dibunuh,” jawab Zubair.
“Apa yang akan kamu
lakukan?,” tanyanya lagi.
“Demi Allah, saya akan
membalas dendam pada semua orang Mekah,” ucapnya yang kala itu perjuangan
awal berdakwah di Mekah masih dipenuhi gejolak. Rasul pun memberinya doa
kebaikan.
Sa’id berkata: “Saya yakin
bahwa doa rasul untuknya tidak akan diabaikan oleh Allah.” (Fada’il al
Sahabah, 2/914, no. 1260, rantai narasinya lemah, tapi dapat diandalkan karena
bukti yang menguatkan).
Hijrah ke Abyssinia dan Madinah
Ketika penganiayaan terhadap Nabi
Muhammad SAW dan para sahabat oleh Quraisy semakin intens. Zubair menyarankan
untuk pindah ke Abyssinia. Di mana mereka bisa hidup di bawah asuhan Negus, raja
yang adil. Mereka tinggal bersama di bawah perawatan terbaik. Serta merasa aman
dan terlindungi.
Zubair menjadi salah satu dari
lima belas orang pertama hijrah ke Abyssinia tahun 615.
Hingga seorang pria Abyssinian datang untuk melawan Negus demi merebut
kerajaan. Kaum Muslim sangat berduka dan takut manusia baru ini akan menang.
Para sahabat ingin mengetahui tentang konflik yang terjadi antara Negus dan
orang di seberang Sungai Nil itu.
Umm Salamah berkata: “Siapa yang akan pergi keluar untuk melihat pertempuran dan membawa
kembali berita?” (Ibn Hisham: as-Sirah, 1/279; Ashab
ar-Rasul, 1/274)
Zubair dengan gagah berani,
“Saya akan.” Sebagai yang termuda dari orang-orang, mereka langsung
membantu Zubair menggembungkan untuk membantunya berenang.
Lalu Zubair berenang menyeberang
dan mencapai titik Sungai Nil tempat orang-orang bertemu dalam pertempuran.
Sementara itu, para sahabat berdoa kepada Allah agar memberi Negus kemenangan
atas musuhnya dan untuk menempatkannya di negerinya sendiri.
Seketika Zubair melambaikan
pakaiannya dan berkata:
“Bersenang-senanglah.
Negus telah menang, dan Allah telah menghancurkan musuh-musuhnya dan
menempatkan dia di negerinya.” (Ibn Hisham: as-Sirah an-Nabawiyyah, 1/279)
Singkat cerita, Zubair dan
rombongan kembali ke kampung halamannya di Mekkah tahun 619. Karena mendengar kabar,
Mekah sudah aman. Tapi saat mendekati Mekah, mereka mengetahui bahwa laporan
itu palsu. Sehingga mereka memasuki kota di bawah perlindungan seorang warga
atau secara sembunyi-sembunyi.
Ia tinggal di bawah asuhan
Rasulullah SAW tercinta. Zubair banyak belajar mengenai prinsip kehidupan,
perintah dan larangan dalam Islam. Ketika Rasul
hijrah ke Madinah pada 622, Zubair termasuk di antara mereka yang hijrah ke
sana. Muhammad SAW memberinya banyak sebidang tanah untuk membangun rumah dan
beberapa pohon palem. (Muhammad ibn Saad. Kitab al-Tabaqat al-Kabir vol. 3)
Kesetiaan Zubair di Militer
Menjadi pembela dan pendamping
setia bagi Nabi Muhammad SAW sekian tahun. Baik saat berdakwah, hingga membela
dama penyerangan kaum Quraisy. Dikatakan bahwa Zubair bergabung dengan semua
ekspedisi militer. Namanya tercatat ikut dalam perang Badar, Uhud, Pertempuran
Palung, Pertempuran Yarmuk, Khaybar, dan pembebasan Mekkah.
Perang dalam Islam yang
memperbolehkan perang kala itu, tertuang dalam AlQuran surat al-Hajj ayat 39 yang berbunyi:
“Telah diizinkan
(berperang) bagi siapa yang diperangi karena sesungguhnya mereka telah
dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka
itu.”
Jika bukan karena diserang lebih
dulu, Islam tidak menganjurkan untuk berperang. Seperti yang tertuang dalam
hadis Nabi SAW, mengenai aturan dalam perang:
1. “Dilarang membunuh para biarawan di biara-biara, dan tidak
membunuh mereka yang tengah beribadah.” (HR. Ahmad).
Betapa Rasul memuliakan orang lain dan haknya dalam menentukan pilihan
keyakinannya.
2. Dari Anas, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda, “Pergilah kalian dengan
nama Allah, dengan Allah dan atas agama Rasulullah, jangan kalian membunuh
orang tua yang sudah tidak berdaya, anak kecil dan orang perempuan, dan
janganlah kalian berkhianat, kumpulkan ghanimah-ghanimahmu, dan berbuatlah
maslahat, serta berbuatlah yang baik, karena sesungguhnya Allah senang kepada
orang-orang yang berbuat baik.” (HR. Abu Dawud)
3. Allah SWT melarang
menghancurkan fasilitas umum dan bangunan, termasuk dalam perang:
“…dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berbuat kerusakan.” (al-Qashas ayat
77)
4. Sasaran dalam perang ialah
prajurit musuh yang ikut berperang. Selain prajurit perang, tidak boleh
diperangi. Termasuk wanita, anak-anak, ahli agama dan orang tua tidak boleh
dibunuh sesuai dengan hadits Rasulullah SAW.
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, “Aku mendapati seorang wanita terbunuh dalam sebuah
peperangan bersama Rasulullah SAW. Kemudian beliau melarang membunuh kaum wanita
dan anak-anak dalam peperangan.” (HR. Bukhari No 3015 dan
Muslim No 1744)
Bagaimana menurut Anda tentang
kisah hikmah Islami mengharukan di atas? Zubair, seorang pemuda yang setia dan berani,
bisa menjadi contoh mengenai akhlaknya dalam membela agama Islam dan
Rasulullah. Semoga kita pun bisa meneladani kisahnya, entah sebagai apapun dan
dimana pun kita berada.
Source : https://www.merdeka.com/trending/zubair-bin-awwam-sahabat-dan-pembela-setia-nabi-muhammad-saw-yang-wajib-diketahui-kln.html?page=5