Dale Carnegie dikenal sebagai pakar hubungan antar manusia. Bagi anda yang sudah mengenalnya, pasti tahu buku apa saja yang telah dia tulis. Sebagian besar buku-buku Dale Carnegie memberikan motivasi kepada kita untuk bagaimana menjalani hidup.
Salah satu buku karya Dale Carnegie yang akan kita review adalah How to Stop Worrying and Start Living. Buku ini terbit pada tahun 1948. Namun masih sangat relevan terhadap kondisi manusia saat ini. Buku ini mengangkat topik satu hal yang selalu menjadi masalah yang terjadi pada orang-orang dewasa, yaitu khawatir yang berlebihan.
Apa itu Kekhawatiran?
Sebelum masuk pada pembahasan review buku Dale Carnegie, mari kita pahami dulu apa sih itu rasa khawatir. Rasa khawatir adalah rasa cemas yang timbul dari pemikiran atas sesuatu yang belum pasti terjadi. Contohnya, orang dewasa banyak merasa khawatir terhadap nasib masa depan mereka, orang yang baru saja di PHK merasa khawatir jika esok hari dia tidak akan bisa menafkahi keluarganya, dan bentuk kekhawatiran yang lain.
Sebenarnya rasa khawatir ini perlu tidak sih? Sebagai manusia wajar bisa kita merasa khawatir terhadap sesuatu yang belum terjadi, sehingga dia menyiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi untuk menghadapinya. Namun rasa khawatir yang berlebihan itu yang tidak perlu. Karena hal itu belum terjadi dan tidak banyak yang bisa kita lakukan saat ini.
Apakah rasa khawatir ini hanya menyerang orang dewasa? Bisa dikatakan iya. Karena banyak orang dewasa yang lebih banyak memikirkan kekhawatirannya daripada anak kecil yang sangat menikmati hari demi harinya. Jika kita lihat banyak orang tua yang terlihat emosi jika mengetahui anaknya lebih banyak bermain daripada belajar, karena mereka khawatir anaknya tidak lulus sekolah. Sebenarnya ini kekhawatiran yang berlebihan. Sebaiknya orang tua hanya memberikan nasihat dan gambaran masa depan tanpa merasa emosi akibat rasa khawatir yang berlebihan.
Mengapa Orang Bisa Khawatir Berlebihan?
Ada 3 alasan yang ditemukan untuk menjawabnya sesuai penjelasan Dale Carnegie dalam bukunya, yaitu :
1. Orang merasa lebih mudah khawatir daripada memikirkan sesuatu yang baru.
Jadi alih-alih mereka memikirkan hal-hal baru yang inovatif, tapi malah terjebak dengan rasa khawatirnya sehingga tidak banyak yang dia lakukan.
2. Otak terbiasa khawatir.
Karena hari-hari yang selalu dipenuhi rasa khawatir maka otak sudah terbiasa berpikir khawatir. Dan hal ini membutuhkan upaya yang cukup keras untuk bisa menghilangkannya.
3. Khawatir memberi makan ego kita.
Terbiasa merasa khawatir jadi orang merasa aneh jika sehari saja dia tidak merasa khawatir. Dalam hal ini artinya orang itu tidak bisa lepas dari rasa khawatir karena khawatir sudah seperti makanan bagi dia. Sungguh mengerikan jika hal ini terjadi pada diri kita.
Khawatir Berlebihan Bisa Menimbulkan Sakit
Dari sebab-sebab yang dikemukakan di atas, maka rasa khawatir itu sendiri akan memiliki dampak bagi diri kita, terutama bagi kesehatan jiwa.
Menurut penelitian para dokter, rasa khawatir yang berlebihan bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Bahkan mereka berkata bahwa 70% orang yang pergi ke dokter sebenarnya bisa menyembuhkan penyakitnya sendiri. Tentunya hal ini akan terjadi jika mereka mampu menghilangkan kecemasan dan rasa khawatirnya.
Bahkan penyakit cenderung datang bukan karena kondisi tubuh kita tapi karena mindset / pikiran kita yang sedang sakit. Penyakit ini disebut psikosomatis. Apakah anda pernah mendengar orang sakit tapi setelah dicek kesehatannya ternyata dia baik-baik saja. Padahal dia mengalami gangguan pencernaan dan sakit lainnya yang dirasakan. Hal ini bukan sesuatu yang aneh, jika hal ini terjadi maka periksa lah kembali mindset / pikiran anda.
Namun kebanyakan dokter menyarankan anda akan meminum obat-obatan sebagai penghilang rasa sakit. Hal ini sebenarnya tidak tepat, karena tubuh dan jiwa adalah satu kesatuan. Kita tidak bisa menyembuhkan tubuhnya jika tidak menyembuhkan mindsetnya.
Oleh karena itu, mulailah dari mindset yang benar dulu maka tubuh akan berangsur pulih. Seperti kata pepatah “Mens Sana In Corpore Sano”, artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang juga sehat.
Cara Menghilangkan Rasa Khawatir Berlebihan
1. Ubah mindset
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tubuh anda tidak akan bisa sehat ketika anda belum mengubah cara berpikir anda. Jadi yang pertama harus dilakukan adalah mengubah mindset yang kurang tepat. Cobalah untuk yakin dan tidak mengkhawatirkan hal yang belum terjadi karena itu tidak perlu dilakukan.
2. Day-Tight Compartments
Artinya belajarnya untuk fokus pada hari ini. Kebanyakan orang masih suka khawatir karena mencemaskan kondisinya di masa depan. Hal ini yang disebut terjebak di dalam masa depan. Bisa juga orang tidak bisa fokus pada hari ini karena masih memikirkan masa lalunya. Biasanya yang sering ditemui adalah orang-orang yang masih memiliki penyesalan terhadap kesalahan masa lalunya. Ini yang disebut terjebak di dalam masa lalu (tidak bisa move on).
Baik mencemaskan masa depan dan menyesali masa lalu itu adalah dua hal yang sangat mengganggu kesehatan jiwa anda. Masa depan anda pastinya tidak sama dengan masa lalu jadi untuk apa memikirkan dan menyesali masa lalu.
Setiap manusia pernah salah, karena memang tidak ada manusia yang sempurna. Orang yang memiliki masa lalu buruk tidak lantas dia tidak berhak memiliki masa depan yang lebih baik bukan? Jadi berdamailah dengan masa lalu. Jadikan itu pelajaran untuk hidup masa depan daj tinggalkan rasa bersalah dan penyesalannya.
Dale Cornegie dalam bukunya menyebutkan ada dua hal yang kemungkinan terjadi, yaitu cemas yang berhubungan dengan masa depan dan depresi yang berhubungan dengan masa lalu. Kedua hal ini tidak ada yang lebih baik, bahkan sama buruknya.
3. Punya kemauan untuk berubah
Setelah anda melihat dan merasa bersalah terhadap apa yang terjadi pada masa lalu anda. Kemudian berubahlah. Jangan terus-menerus larut dalam penyesalan. Karena itu tidak akan mengubah masa depan anda. Yang akan mengubah anda adalah apa yang anda lakukan hari ini, buat lah perubahan yang lebih baik.
4. Berani mengambil keputusan
Seringkali orang masih berpikir terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, dimana hal itu belum tentu terjadi. Seperti hal kecil anda akan dinas ke luar kota naik pesawat tapi karena anda takut setelah mendengar berita bahwa baru saja ada pesawat yang jatuh, maka anda gagal membuat keputusan untuk diri anda sendiri. Ketahuilah bahwa berita jatuhnya pesawat hanya dialami oleh satu banding ribuan pesawat yang berhasil beroperasi.
5. Takut membuat keputusan yang sudah salah sehingga salah karena tidak memutuskan
Nah ini dialami oleh orang-orang yang merasa depresi dengan masa lalunya. Karena beberapa keputusan yang diambil di masa lalu itu salah, sehingga dia tidak berani mengambil keputusan di masa depan.
Padahal keputusannya untuk tidak memutuskan hanya karena ingatan masa lalu ini sangat keliru. Keadaan tidak pernah sama, maka jangan takut untuk mengambil keputusan.
6. Jangan menangisi susu yang sudah tumpah
Ungkapan ini dipakai oleh Dale Carnegie untuk mengajak kita untuk tidak perlu larut pada kesalahan masa lalu. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, jangan jadikan beban untuk masa depan anda. Seharusnya masa depan yang lebih baik bisa anda raih, tapi karena ingatan masa lalu anda ini jadi tidak mengubah masa depan. Sungguh sangat disayangkan bukan?
7. Istirahatlah sebelum anda capek
Dengan memiliki waktu istirahat yang normal, maka otak juga akan terbiasa berpikir secara benar dan rasional. Namun kebanyakan orang masih saja memiliki kebiasaan bermain sosmed hingga dini hari, dan akhirnya dia tidur di pagi hari. Pola hidup yang seperti ini jelas sudah salah.
Sayangnya tubuh kita tidak memiliki alarm otomatis. Jadi anda sendiri yang harus paham kapan kira-kira anda harus istirahat. Jika anda merasa ngantuk di siang hari tidak masalah anda luangkan waktu untuk tidur sebentar.
8. Merasa lelah karena emosi negatif yang memicu stres
Emosi adalah energi negatif yang harus kita hindari. Mungkin sesekali emosi tidak apa-apa. Namun jika anda merasa emosi seharian, dan menumpahkan emosi pada hal-hal yang tidak tepat maka akan menambah energi negatif bagi tubuh anda.
Sebaliknya lawan emosi anda dengan energi positif yang anda miliki. Misalnya dengan melakukan hal-hal yang anda sukai. Hal ini cukup ampuh membuat anda lupa pada rasa emosi anda.
9. Relax
Selanjutnya kita hanya perlu relax atau tenang. Tidak perlu lagi merasa khawatir terhadap masa depan, atau menyesali masa lalu. Karena anda hidup bukan di masa depan atau masa lalu, tetapi anda hidup di masa sekarang. Maka nikmatilah dan fokus pada hari ini saja.
Salah satu cara untuk membuat anda merasa tenang adalah dengan berdoa. Karena segala sesuatu pastilah ada yang menciptakan dan mengaturnya. Tinggal anda serahkan pada Sang Pencipta dan sampaikan harapan-harapan baik anda.
10. Berhenti memikirkan apa kata orang
Banyak yang masih terjebak dalam kehidupan yang ditentukan oleh orang lain. Hal ini yang menjadi pemicu juga mengapa anda mudah merasa khawatir karena cemas memikirkan apa kata orang.
Jangan hidup dengan standar bahagia yang orang lain ciptakan. Abaikan mereka dan dengarkan apa kata diri anda sendiri.
Mungkin anda bisa mengobati perasaan ini dengan menuliskan satu per satu apa saja yang anda takutkan, termasuk takut dengan perkataan orang lain terhadap diri anda. Setelah itu perhatikan kembali apakah benar-benar perlu anda merasa takut jika hal itu terjadi? Apa dampaknya bagi anda? Pikirkan kembali apakah benar-benar akan merugikan diri anda?
Bandingkan dengan jika anda tidak menuruti apa kata hati anda. Maka perlu sesekali bertanya pada diri anda sendiri agar tidak terjebak pada rasa khawatir berlebihan terhadap pendapat orang lain. Biarkan lah mereka mengatakan apapun tentang diri anda. Karena tetap saja anda adalah tokoh utama bagi kehidupan anda, bukan mereka. Mungkin anda perlu menyempatkan membaca buku Dale Cornegie ini, bisa anda dapatkan versi terjemahan Indonesia juga.