Berhubungan atau sekedar berkomunikasi dengan toxic people memang membuat tidak nyaman. Berikut ini cara mengatasi toxic relationship agar tetap bahagia.
Toxic relationship sebenarnya tidak hanya terjadi dengan pasangan kita, tetapi bisa juga dengan saudara, orang tua, teman, dll. Ketika kita merasa tidak nyaman saat berkomunikasi dengan seseorang atau kita merasa terganggu, artinya kita sedang merasakan kehadiran orang-orang beracun atau toxic people.
Orang-orang beracun atau toxic people ini tidak hanya melecehkan kita secara fisik, tetapi juga bisa lewat verbal. Hubungan yang kita miliki dengan mereka inilah yang selanjutnya menjadi toxic relationship.
Apa Arti Toxic Relationship?
Toxic relationship adalah sebuah hubungan yang tidak sehat dan membuat salah satu pihak (yang terganggu) menjadi tidak nyaman. Relasi ini ditandai dengan perilaku-perilaku yang merusak fisik dan emosional seseorang.
Kita harus bisa membedakan hubungan yang sehat dan tidak. Jika hubungan yang sehat didominasi oleh rasa kasih sayang, saling menghargai, dan penerimaan, maka toxic relationship kebalikannya.
Tanda-tanda Toxic Relationship
- Merasa tidak nyaman saat berinteraksi, baik langsung atau virtual, dengan orang tersebut
- Merasa tidak aman jika membuat kesalahan yang memicu konflik karena takut dampaknya yang ekstrem
- Tidak adanya rasa saling percaya
- Adanya kecenderungan ingin memegang kendali atas hidup seseorang
- Perasaan benci, stress, dan frustasi
- Salah satu pihak selalu mengikuti kemauan pasangannya sehingga tidak perduli dengan kesehatan diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan sendiri
Lalu bagaimana ya cara mengatasi toxic relationship bila sudah terlanjur memiliki relasi itu?
Cara Mengatasi Toxic Relationship
Kita juga perlu segera memperbaiki relasi yang membuat diri kita insecure. Karena jika tidak yang ada kita terus mengabaikan rasa tidak nyaman yang kita miliki dan akhirnya mengakibatkan kesehatan mental kita terganggu.
Akui Bahwa Hubungan Itu Memang Toxic
Pahami dulu bahwa apa yang terjadi itu memang karena kesalahan kita atau tidak, dan baik atau buruk. Akan lebih mudah bagi kita jika menemukan bahwa kita lah yang salah. Sehingga kita bisa segera memperbaikinya.
Namun jika kita saja masih belum bisa menentukan mana yang baik dan buruk, maka kita akan terus berputar-putar disana dan terjebak dalam hubungan yang toxic. Hal ini akan sangat membuang energi dan waktu kita.
Pahami Darimana Datangnya Asumsi
Bisa jadi selama ini kita sudah terjebak dengan asumsi yang tanpa sadar kita ciptakan sendiri. Didorong dengan rasa sensitif diri sehingga membuat kita merasa insecure secara berlebihan.
Saat kita merasa semua orang begitu buruk di mata kita, haruskah kita mengubah mereka menjadi seperti yang kita mau?
Terkadang bukan situasinya yang salah, tapi bagaimana kita merespon suatu kondisi. Kita memang tidak bisa mengubah orang lain, tapi kita bisa mengubah reaksi kita terhadap sesuatu.
Menjaga Jarak Demi Kebaikan Bersama
Ketika kita merasa tidak nyaman dengan seseorang, maka sebaiknya kita mulai menjaga jarak dengan orang tersebut. Hal ini wajar kita lakukan daripada memaksakan sebuah hubungan yang tidak sehat.
Menjaga jarak ini tidak berarti kita membenci. Justru kita berusaha menghandle diri untuk tidak terlalu membenci. Sebaiknya jangan orangnya yang kita benci tapi perilakunya.
Lebih baik kita komunikasikan kepada pasangan atau orang-orang yang kita anggap toxic bahwa ada batasan-batasan tertentu yang tidak bisa ditolerir.
Jangan Membohongi Diri Sendiri
Sesekali bisa kita coba membandingkan bagaimana ketika kita bertemu dengan orang-orang yang positif. Kemudian kita lanjutkan untuk bertemu toxic people. Ada perbedaan kah disana?
Terkadang kita mengabaikan apa yang kita rasakan hanya karena ingin bertahan. Sadarilah bahwa ini bukan soal bertahan atau pergi, tetapi tentang bagaimana kita jujur dengan diri kita sendiri. Karena jika kita bertahan untuk kondisi yang sehat maka energi kita akan banyak terbuang dan tentunya ada dampak buruk bagi diri kita sendiri.
Pahami Hikmah dari Toxic Relationship
Nah ini yang menarik. Ketika kita menyadari adanya toxic relationship maka diri kita akan belajar untuk lebih mengenal diri sendiri, mana yang baik dan buruk, dan yang lebih penting kita punya pilihan untuk tidak melakukan hal yang sama dengan toxic people.
Kita jadi berusaha untuk tidak menjadi toxic juga bagi orang lain. Kita bisa memilih dan memilah apa yang sebaiknya kita lakukan untuk merespon ketika mereka menjadi toxic.
Hikmah yang lain adalah kita bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik melalui mereka. Justru toxic people adalah guru terbaik bagi kita. Karena tanpa mereka kita tidak bisa introspeksi diri.
Meditasi atau Mindfullness
Jurus atau tips selanjutnya adalah melakukan meditasi. Dengan meditasi maka pikiran kita bisa lebih bebas dan tenang. Selain meditasi, kita juga bisa memilih olahraga sebagai sarana mindfullness.
Carilah hal-hal yang mendorong pikiran dan perasaan kita bisa menjadi lebih tenang. Setelah itu kita bisa menganalisa apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Kita juga bisa bersikap netral terhadap toxic people. Langkah ini membuat kita tidak merasa menjadi diri kita yang sedang merasa terganggu dan bisa lebih dingin dalam merespon sesuatu.
Tingkatkan Rasa Saling Percaya
Tips ketujuh ini sangat penting bagi kita dalam membangun relasi dengan pasangan. Lebih baik membangun rasa saling percaya daripada pura-pura percaya. Kuncinya ada pada komunikasi.
Namun sekali lagi jika menurut kita hubungan itu sudah tidak bisa dipertahankan, maka lebih baik lepaskan saja. Ingat bahwa kebahagiaan kita terletak pada diri kita sendiri, bukan pada pasangan atau orang lain.
Cara mengatasi toxic relationship ini lebih banyak mengajarkan pada diri kita bagaimana lebih self love, mengakui apa yang terjadi pada diri kita dan orang-orang di sekitar kita.