Kita sering mendengar kata ikhlas. Ikhlas itu perlu. Tapi ketika hati belum bisa ikhlas lalu apa yang harus dilakukan? Apakah itu lantas bisa untuk menyebut kita orang jahat?
Ikhlas itu belajarnya hanya sekali, tetapi ujiannya bisa berkali-kali. Bukannya tidak mau ikhlas, tapi tidak semua orang mampu untuk melakukannya. Ikhlas itu hubungannya dengan hati, maka tanyakan hatimu apakah sudah ikhlas menerima semuanya?
Sesungguhnya banyak cerita dibalik kata ikhlas. Kita tak pernah sendirian dalam ujian keikhlasan itu. Ada orang yang diuji dengan kehilangan, ada yang diuji dengan kelaparan, ada yang diuji dengan kemiskinan, ada yang diuji dengan sakit, dll. Apakah hati kita siap menerimanya?
Mungkin Tuhan menguji kita dengan derita agar kita bisa lebih mengerti bahwa semua yang diharapkan belum tentu jadi kenyataan. Tuhan ingin kita menyadari bahwa hidup tak selamanya indah. Bahkan sesuatu yang kita pikir itu adalah harta paling berharga bagi kita, tapi kemudian diambil oleh-Nya. Mampukah hati kita ikhlas menerimanya?
Ketika hati belum bisa ikhlas melihat orang lain mendapatkan apa yang kita inginkan selama ini. Ketika hati belum bisa ikhlas menyadari bahwa ternyata bukan dia pasangan yang Tuhan takdirkan untuk kita. Lalu kita harus bagaimana?
Segala upaya sudah kita lakukan untuk bisa menerima, tapi belum juga berhasil. Saatnya kita untuk LET GO dan LET GOD. Pahamilah bahwa selalu ada alasan dan hikmah dibalik rencana Tuhan. Yang kita tahu itu baik buat kita belum tentu itu terbaik. Yang kita pikir itu buruk buat kita mungkin Tuhan memberikan kebaikan dibaliknya. Tuhan hanya ingin mengajarkan pada kita untuk percaya dan sabar.
Tanda Hati Kita Sudah Ikhlas
Lalu bagaimana kita tahu bahwa kita belum atau sudah ikhlas? Seringkali kata ikhlas lebih mudah untuk diucapkan daripada dipraktekan secara langsung.
Pertama, kita sudah bisa tersenyum saat mengenangnya. Coba lihat kembali saat kita teringat pada sesuatu yang sudah membuat kita merasa sakit hati sebelumnya, apakah kita sudah bisa tersenyum mengenangnya? Jika sudah, tandanya hati kita mulai ikhlas dan terobati.
Kedua, kita bisa menerima segala kondisi dan lebih banyak bersyukur. Jika tadinya kita masih sering protes, ngeluh, komplain, tandanya hati kita belum bisa ikhlas. Namun ketika kita sudah bisa menerimanya, kita tidak akan mudah untuk mengeluh lagi.
Ketiga, kita siap menyambut setiap kejutan dari Tuhan. Ini yang paling susah. Karena kita terbiasa untuk merespon kesedihan, kehilangan, dan segala hal buruk lainnya dengan rasa kecewa. Tandanya hati kita belum bisa ikhlas. Namun ketika kita siap menerima semua kondisi yang mungkin Tuhan kasih ke kita. Mau dikasih sedih dan kehilangan, kita percaya bahwa Tuhan lah yang Maha Baik, Maha Kuasa. Percayakan saja pada-Nya, tidak mungkin kita diberi hal yang buruk. Sekalipun itu kita lihat sebagai derita, pasti ada hikmah terbaik bagi hidup kita.
Ketika hati belum bisa ikhlas karena ditinggalkan oleh seseorang yang sangat berarti bagi hidup kita. Maka saat itulah Tuhan ingin mengajarkan pada kita untuk belajar melepaskan segala persoalan dunia. Karena kesedihan dan kehilangan yang menjadi derita kita hanyalah ada di dunia. Tuhan ingin mengingatkan kembali pada kita bahwa masih ada tempat yang lebih abadi kelak.
Ketika hati belum bisa ikhlas karena disakiti oleh seseorang. Saat itulah Tuhan ingin mengajarkan kepada kita untuk lebih baik lagi kepada sesama. Saatnya kita berbenah dan menata hati agar bisa lebih ikhlas menerima dan bersyukur.