Kisah inspiratif Albert Einstein berikut yang kita kenal dengan rumus temuannya E = MC2 dapat kita jadikan pembelajaran. Kisah inspiratif tentang perjuangan seorang anak, yang terlalu pintar bagi orang-orang, hingga dia harus mendapatkan penolakan untuk bekerja di dunia yang sesuai bidangnya.
Kadang hidup memang kita rasakan seperti tidak adil. Namun coba lihat kembali, apakah hidup atau orang-orang yang tidak bisa menerima orang lainnya? Bagaimana seorang yang terlalu pintar malah harus ditolak untuk bisa bekerja karena alasan dia terlalu brilian dan cenderung tidak bisa mematuhi aturan.
Kisah inspiratif Albert Einstein ini kita awali dari bagaimana dia tumbuh menjadi anak yang lain daripada yang lainnya. Albert Einstein terlahir dalam keluarga kelas menengah. Orang tuanya dulu sempat khawatir karena Albert Einstein memiliki bentuk kepala yang besar dan lancip. Namun bentuk itu perlahan berubah menjadi normal seiring perkembangan usianya.
Tidak sampai disitu, Albert Einstein mengalami keterlambatan dalam berbicara. Dia baru bisa berbicara diusia 4 tahun. Orang tuanya berpikir bahwa Albert Einstein mengira bahwa tingkat intelegensianya rendah karena lambat dalam belajar sesuatu.
Pada saat itu bukannya Albert Einstein tidak bisa berbicara, dia belajar sendiri mengumpulkan kosa kata sehingga utuh menjadi kalimat. Meski sulit untuk diucapkan Albert Einstein selalu berusaha untuk mempelajarinya. Dan akhirnya diusianya yang ke 4 tahun dia berhasil mengeluarkan kalimat pertamanya dengan lantang.
Memasuki usia 5 tahun, Albert Einstein dikenalkan alat penunjuk arah atau kompas oleh ayahnya. Dia sangat senang dan mulai saat itulah dia gemar dalam mempelajari science. Selain itu, dia juga mulai belajar bermain biola di usianya yang ke 6 tahun.
Bertumbuhnya usia Albert Einstein, dia berhasil menjadi siswa paling pandai di kelasnya. Terutama dalam pelajaran Matematika dan Fisika. Namun dia tidak suka dengan cara bagaimana guru-guru mengajar pelajaran di sekolah, dan Albert Einstein tidak tahan dengan peraturan sekolah.
Akhirnya diusianya yang ke 10, dia memutuskan untuk belajar sendiri. Usia 12 tahun dia sudah mulai belajar Geometri dan usia 15 tahun dia mahir dalam pelajaran kalkulus. Jadi dia memilih keluar dari sekolah saat berusia 15 tahun dan meninggalkan Jerman.
Orang tuanya sempat khawatir terhadap masa depan Albert Einstein. Mereka mengira bahwa dia tidak bisa memiliki masa depan yang cerah karena memilih untuk keluar dari sekolah.
Namun ternyata dia mendaftarkan dirinya untuk belajar di Federal Institute of Technology di Swiss. Albert Einstein memang mahir dalam hal matematika dan fisika, tapi tidak untuk pelajaran lainnya. Karena kurang mempersiapkan dirinya, akhirnya dia tidak lolos.
Namun Albert Einstein tidak menyerah. Dia mendaftarkan di tahun berikutnya. Kali ini dia mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh dan akhirnya lolos.
Saat kuliah inilah Albert Einstein bertemu dengan perempuan yang kelak menjadi pendamping hidupnya, yaitu Mileva Maric.
Setelah lulus dari kuliah, Albert Einstein tidak langsung bisa bekerja di bidang akademik. Bahkan hampir untuk satu dekade atau 10 tahun. Para profesornya mengakui bahwa Albert Einstein adalah orang yang cerdas tapi mereka takut jika Albert Einstein tidak bisa mematuhi peraturan akademik. Karena pengalaman masa lalu sewaktu dia sekolah yang memutuskan untuk drop out.
Jelas hal ini dirasa kurang adil mengingat kecerdasan Albert Einstein yang seharusnya lebih diutamakan daripada melihat sisi lain kehidupannya.
Untungnya Albert Einstein bukan lah orang yang pendendam. Dia memilih untuk bekerja sebagai pelaksana pada perusahaan kecil. Tugasnya yang tidak perlu banyak berpikir dan banyak waktu luang yang bisa dia gunakan untuk melakukan riset dan perkembangan teorinya sungguh dia manfaatkan.
Dia mengembangkan teori relativitas pada waktu itu dan menemukan rumus yang dikenal di dunia dengan E = MC2.
Albert Einstein akhirnya memangkan penghargaan nobel. Dan menjadi filosofer di dunia yang mengenalkan berbagai ilmu pada dunia.
Apa yang bisa kita ambil dari kisah inspiratif Albert Einstein ini?
Pesan dari Albert Einstein tentang apa yang dia lalui adalah dia bukan lah seorang yang pandai, dia hanya mengejar keingintahuannya. Dia pun pernah berkali-kali gagal untuk menguji teori-teorinya. Namun seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan artinya dia tidak melakukan sesuatu yang baru.
Pelajaran lain yang bisa kita dapatkan dari kisah inspiratif Albert Einstein adalah jangan peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Kita lihat dia pun sempat dianggap tidak mampu dan tidak bisa berhasil dalam hidupnya, bahkan oleh orang tuanya sendiri. Namun dia membuktikan, melalui kerja keras dan kemauan yang mendorongnya untuk melakukan secara konsisten, dia pun berhasil. Jadi jangan anggap remeh diri sendiri, sekalipun orang lain menghalangi impianmu.