Pandemi yang datang pada awal
tahun 2020 kemarin hingga kini masih belum berakhir. Kita pun terus beradaptasi
terhadap perubahan aktivitas yang dijalankan sehari-hari. Salah satunya ialah
pembelajaran online atau daring. Banyak pendapat tentang pembelajaran online
ini berkaitan dengan keefektifan belajar yang mempengaruhi para siswa.
Pembelajaran online yang
diwajibkan oleh seluruh dunia ini tidak hanya untuk sebagian jenjang Pendidikan,
tetapi di semua jenjang Pendidikan mulai dari tingkat TK hingga mahasiswa.
Tentunya bagi anak-anak yang masih belum mengenal teknologi harus didampingi
oleh orang tua atau orang-orang dewasa di sekitar mereka agar bisa belajar
dengan baik.
Perubahan aktivitas menjadi serba
digital tersebut memang tidak mudah. Banyak kendala di sana sini yang hingga
kini terus dicari solusinya. Belum lagi akibat perubahan system menjadi digital
tersebut membuat banyak masyarakat yang juga harus kehilangan pekerjaan.
Saya akan mencoba merangkum apa
saja sih pendapat tentang pembelajaran online yang telah berlangsung kurang
lebih 1,5 tahun ini. Pendapat yang kita bahas di sini akan melihat dari sisi
positif dan negative dari pembelajaran online.
Pendapat Tentang Pembelajaran
Online Dari Siswa SMA
Berikut ini adalah tulisan
langsung yang ditulis oleh seorang siswa SMAN 29 Jakarta bernama Umar Abdul
Aziz pada Mei 2020 di sebuah website Pendidikan.
Pendapat Positif
Dapat mengatur waktu. Dengan
pembelajaran di rumah, saya dapat fleksibel mengatur waktu, seperti kapan
mengerjakan tugas sekolah, membantu orang tua, istirahat, beribadah, dan
lain-lain.Menambah wawasan dan kemampuan
menggunakan berbagai aplikasi dalam proses pembelajaran. Awalnya saya tidak
tahu apa itu aplikasi Zoom. Melalui pembelajaran Jarak Jauh, saya akhirnya mengetahui dan terbiasa
menggunakan apikasi Zoom untuk belajar. Aplikasi ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan beberapa orang tanpa bertemu secara
langsung. Senang bisa berjumpa dengan para guru dan teman-teman sekelas,
misalnya saat memulai aktivitas pembelajaran dengan tadarus bersama teman
sekelas yang dipimpin Pak Agus, wali
kelas kami. Pemberian tugas yang menggunakan aplikasi pembuatan video pun
menambah wawasan dan memotivasi saya untuk kreatif dalam mengerjakan tugas.
Pembelajaran Jarak jauh menjadi lebih happy dan enjoy….Menambah kedekatan dengan
keluarga. Salah satu yang saya suka dari
Pembelajaran Jarak Jauh ini adalah saya mempunyai waktu lebih banyak untuk
berkumpul bersama keluarga. Biasanya Ummi dan Abi saya bekerja di luar rumah.
Selama wabah Covid-19 ini, Ummi dan Abi tidak bekerja di kantor. Alhamdulillah,
ada kebijakan dari kantor mereka agar pegawai bekerja dari rumah (Work from
Home). Saya senang sekali karena sepanjang hari bisa bertemu mereka di rumah.
Ummi mendadak jadi koki tapi teteup kerja di depan laptop. Kadang Ummi dan Abi
ikutan rempong ngajarin saya dan adik saya belajar. Seruuuu….!Pendapat Negatif
Ribet. Semuanya serba online, mulai dari mempelajari
modul pelajaran, latihan soal, mengumpulkan tugas, diskusi dengan teman, sampai
ulangan. Walau pun sistem online
memudahkan banyak pekerjaan, namun dalam proses pembelajaran, kami jadi
mendapatkan tambahan pekerjaan, yaitu membuat dan mengirimkan foto, video,
download materi, dan upload tugas yang telah dikerjakan. Semua itu cukup
membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya. Memory HP saya sampai penuh.Batas pengumpulan tugas yang
terlalu cepat. Ini yang paling saya tidak suka dari kegiatan pembelajaran online. Hampir setiap hari saya
mendapat tugas yang harus dikerjakan dan dikumpulkan hari itu juga. Saya sampai
pusing dan stres jika masih mengerjakan tugas lalu ada lagi tugas lain yang
harus dikumpulkan pada jam yang sama. Alhasil, ada tugas yang terlambat saya
kumpulkan.Alhamdulillah, kami berlangganan
internet di rumah. Ini cukup membantu saya selama pembelajaran online. Saya
terpikir bagaimana siswa yang tidak memiliki laptop atau HP. Begitu juga dengan siswa yang
keluarganya hanya mempunyai satu HP dan dipakai untuk belajar oleh
beberapa anak. Belum lagi masalah
pemakaian kuota internetnya. Pasti mereka terkendala sekali dalam
pengiriman beberapa tugas yang harus diselesaikan dalam satu hari
itu. Mungkin perlu dipikirkan solusi agar proses pembelajaran secara online ini
dapat dengan mudah dilakukan semua siswa, utamanya yang terkendala dalam
ketersediaan perangkat pembelajaran online tersebut.Alhamdulillah, sekarang ini
tenggat waktu pengumpulan tugasnya lebih panjang sehingga memudahkan siswa
dalam mengerjakan tugas, misalnya tenggat waktu pengumpulan selama seminggu. Di
awal pembelajaran online, tugas yang harus dikumpulkan terasa banyak sekali
sampai beberapa kali saya telat makan. Menurut saya, jika tugas yang diberikan
terlalu banyak, hal ini dapat menimbulkan kelelahan dan stres pada siswa yang
dapat menyebabkan siswa jatuh sakit karena kurang istirahat.Walau pun belajar di rumah itu
menyenangkan, tapi tidak ada yang bisa menggantikan senangnya belajar dengan
bertatap muka dengan guru dan teman-teman di kelas. Itulah pendapat saya
tentang pembelajaran online.Terima kasih Bapak dan Ibu guru
yang tiada lelah mengajar kami walau
dilakukan dari rumah. Tetap semangat belajar ya buat semua murid, khususnya
SMAN 29 kelas X IPS-1. Semoga pandemi Covid 19 ini segera usai dan kita dapat
beraktivitas seperti semula.
Pendapat Tentang Pembelajaran
Online Dari Mahasiswa
Artikel ini pernah diterbitkan
oleh Kompasiana secara online dan ditulis oleh Callmelio pada tanggal 10 Februari
2021.
Pembelajaran daring (online
learning) rasanya sudah tidak asing lagi bagi setiap pelajar dalam sembilan
bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang berdampak pada
perubahan aktifitas belajar-mengajar. Proses pembelajaran yang semula tatap
muka menjadi pembelajaran jarak jauh yang wajib menggunakan bantuan layanan
konektifitas internet (Mustofa, Chodrizin, Sayekti, & Fauzan, 2019).
Sehingga, pembelajaran jarak jauh diharapkan menjadi solusi yang tepat pada
situasi pandemi saat ini untuk memutus mata rantai Covid-19. Kendati
pembelajaran daring telah berjalan selama sembilan bulan terakhir namun masih
menuai pro dan kontra khususnya di antara para mahasiswa.Lalu, bagaimana pendapat tentang pembelajaran online saat ini? Menurut Elieser Dwi Uza
Saragih, seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pelita
Harapan, pembelajaran daring cukup efektif dalam situasi pandemi saat ini,
walaupun kita berada di rumah atau di tempat lain, kita masih bisa mengikuti
pembelajaran. Begitu pula menurut Winda Tarigan, mahasiswa Pendidikan Bahasa
Indonesia Universitas Pelita Harapan yang merasa bahwa Pembelajaran Daring
cukup efektif agar dapat mengurangi penyebaran virus Covid-19. Namun, pendapat
lain disampaikan oleh Tio Srideni Nababan, mahasiswa Pendidikan Agama Kristen
Universitas Pelita Harapan yang mengatakan bahwa Pembelajaran daring ini cukup
berat karena merasa materi pembelajaran kurang tersampaikan sepenuhnya. Tidak
hanya itu, terkadang koneksi internet yang tidak cukup baik sangat mengganggu
proses pembelajaran daring. Begitu pula menurut
Helda Purba, mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Pelita Harapan yang
merasakan bahwa Pembelajaran daring saat ini tidak mengasikkan.Beberapa pendapat tersebut
mewakili pemikiran para mahasiswa mengenai pembelajaran daring saat ini. Ada
sebagian yang setuju bahwa pembelajaran daring efektif karena melihat situasi
pandemi saat ini dan sebagian yang lain tidak setuju karena ada beberapa aspek
yang tidak mendukung pembelajaran daring tersebut. Namun, sebagai mahasiswa
kita harus merefleksikan bahwa lewat pembelajaran daring inilah kita mendukung
pemerintah agar virus Covid-19 ini dapat terkendali dan cepat terselesaikan.
Oleh karena itu, para mahasiswa harus memanfaatkan pembelajaran daring ini
dengan sebaik mungkin menggunakan media pembelajaran yang telah ditentukan.
Pendapat Tentang Pembelajaran Online
Dari KPAI
Komisioner Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) menyebutkan bahwa ada beberapa kendala selama masa
pembelajaran jarak jauh (pjj) atau pembelajaran daring selama pandemic Covid-19.
Diawal masa pandemic tahun 2020 KPAI bisa menerima 250 keluhan per hari
mengenai pembelajaran jarak jauh tersebut.
Selain kuota internet yang
dikeluhkan para orang tua yang boros dan biayanya mahal sedangkan mereka bisa
jadi sedang tidak memperoleh penghasilan karena masa pandemic, juga karena
beban tugas para siswa yang banyak.
Hal tersebut pada akhirnya didengar
pemerintah dan datang kebijakan pemberian kuota internet bagi orang tua siswa.
Bahkan setiap provider kini menyediakan akses kuota Pendidikan yang harganya lebih
murah dibandingkan kuota internet regular.
Namun persoalan beban tugas siswa
masih juga belum selesai karena orang tua pun mengeluh kewalahan mendampingi
anak-anak mereka belajar di rumah. Belum lagi persoalan siswa yang orang tuanya
bekerja.
Muncul kendala lain di daerah
pelosok yang HP android masih menjadi barang yang langka dan sinyal internet
tidak menjangkau sampai ke daerahnya. Sehingga banyak guru-guru yang rela
memberi pelajaran kepada para siswa dengan door to door dengan jadwal setiap
harinya. Menurut saya guru-guru yang seperti beliau-beliau ini yang memang
bekerja secara ikhlas demi masa depan anak-anak. Padahal kita tahu upah guru
saat ini, terutama guru-guru honorer yang di daerah pelosok masih banyak yang
pendampatannya di bawah UMR.
Pendapat tentang pembelajaran online
di Indonesia pun turut mewarnai dinamika Pendidikan dunia. Keterbatasan sumber
daya manusia dan sarana serta prasarana dari pemerintah untuk pemerataan Pendidikan
masih sangat minim.
Tentunya ini tidak hanya menjadi
PR dari pemerintah saja, tetapi siapa saja yang mampu membantu dalam hal Pendidikan
setidaknya mau mengulurkan tangannya demi masa depan generasi penerus bangsa.
Saya pun masih melihat banyak
anak-anak yang harus berada di jalanan selama jam-jam pembelajaran demi
membantu orang tua mencari nafkah karena masa pandemic membuat penghasilan
mereka menurun. Malamnya baru bisa belajar itu pun kalau ada fasilitasnya,
seperti HP dan internet.
Potret Pendidikan di Indonesia
perlu diperbaiki secara bertahap agar nantinya anak-anak bangsa Indonesia mampu
mewujudkan apa yang mereka inginkan. Banyaknya pro dan kontra pendapat tentang
pembelajaran online yang masih terjadi hingga saat ini perlu dikaji kembali
untuk memperbaiki system Pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan karakter
bangsa.
Referensi :
Maisa, Eyoni. ”Pendapat Saya Tentang Pembelajaran Jarak Jauh
Secara Online.” LPMP Provinsi DKI Jakarta, 26 Mei 2020, www.lpmpdki.kemdikbud.go.id/pendapat-saya-tentang-pembelajaran-jarak-jauh-secara-online/.
Diakses pada tanggal 22 November 2021.
Callmelio. “Pendapat Beberapa Mahasiswa Mengenai Pembelajaran
Daring.” SMK 3 Pancasila Ambulu, 10 Februari 2021, www.smk3pancasila.sch.id/index.php?id=artikel&kode=38.
Diakses tanggal 22 November 2021.